Persebaya Vs PSIM: Duel Nostalgia di Gelora Bung TomoPersebaya Vs PSIM: Duel Nostalgia di Gelora Bung Tomo

Persebaya Vs PSIM menjadi laga pembuka Super League 2025/2026 yang sarat sejarah di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Jumat (8/8/2025) pukul 19.00 WIB. Dua tim pendiri PSSI ini kembali bertemu setelah delapan tahun, membawa aroma nostalgia sekaligus persaingan sengit. Dengan perubahan skuad dan pelatih baru, laga Persebaya Vs PSIM ini menjanjikan tensi tinggi. Apa yang bisa diharapkan dari duel ini?

Sejarah dan Rekor Persebaya Vs PSIM

Persebaya Vs PSIM bukanlah laga biasa. Kedua tim, yang sama-sama mendirikan PSSI pada 1930, hanya bertemu dua kali di era kompetisi modern, dengan Persebaya mencatat satu kemenangan dan satu hasil imbang. Pertemuan terakhir di kompetisi resmi terjadi pada Agustus 2017, sementara laga uji coba pada 2022 dimenangkan Persebaya 1-0. Namun, hasil masa lalu tidak sepenuhnya relevan mengingat transformasi besar di kedua kubu.

Di sisi lain, Persebaya kini tampil dengan wajah baru di bawah asuhan Eduardo Perez, sementara PSIM, yang baru promosi dari Liga 2, dipimpin pelatih Belanda Jean-Paul van Gastel. Duel ini menjadi ujian awal bagi kedua pelatih untuk membuktikan strategi mereka di panggung Super League.

Peremajaan Persebaya di Tangan Eduardo Perez

Persebaya memasuki musim ini dengan ambisi besar. Setelah finis di posisi keempat pada musim 2024/2025 di bawah Paul Munster, manajemen menunjuk Eduardo Perez untuk membawa perubahan. Perez, yang pernah terlibat dalam pembangunan tim nasional Indonesia bersama Shin Tae-yong, merekrut lima pemain asing: Leo Lelis, Gali Freitas, Mihailo Perovic, Milos Raickovic, dan Risto Mitrevski. Pemain lokal seperti Rachmat Irianto dan talenta muda Ichsas Baihaqi juga memperkuat skuad.

Selain itu, Persebaya menunjukkan performa solid dalam uji coba, dengan dua kemenangan melawan Western Australia dan PSS Sleman serta satu hasil imbang. Perez menegaskan timnya terus mematangkan gaya bermain agresif untuk menghadapi laga Persebaya Vs PSIM dengan penuh fokus dan determinasi.

Tantangan PSIM di Kasta Tertinggi

PSIM Yogyakarta kembali ke Super League setelah menjuarai Liga 2 musim lalu. Jean-Paul van Gastel, mantan pelatih NAC Breda, ditunjuk untuk memimpin Laskar Mataram. Meski persiapan mereka terhambat oleh empat kekalahan dalam enam laga uji coba, termasuk melawan Bali United dan Persis Solo, Van Gastel optimistis. Ia membawa 21 pemain ke Surabaya, meninggalkan beberapa nama seperti Kasim Botan, yang pernah membela Persebaya.

Sebagai contoh, Van Gastel menekankan pentingnya bermain lepas di tengah tekanan suporter Persebaya, Bonek. Ia meminta pemain seperti Rafinha dan Ze Valente untuk memanfaatkan atmosfer Gelora Bung Tomo sebagai motivasi, bukan beban, dalam laga Persebaya Vs PSIM ini.

Susunan Pemain dan Strategi

Persebaya Vs PSIM akan menampilkan formasi berbeda. Persebaya diperkirakan menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan Ernando Ari di gawang, didukung pemain seperti Risto Mitrevski dan Mihailo Perovic. Sementara itu, PSIM mengandalkan formasi 4-3-3 dengan Harlan Suardi sebagai kiper dan penyerang seperti Rafinha serta Ezequiel Vidal untuk mengancam pertahanan tuan rumah. Kedua pelatih akan mengandalkan kombinasi pengalaman dan talenta muda untuk meraih poin penuh.

Namun, tekanan lebih besar ada pada Persebaya sebagai tuan rumah. Dukungan fanatik Bonek di Gelora Bung Tomo menjadi keuntungan, tetapi juga tantangan bagi PSIM untuk menjaga fokus di tengah atmosfer yang membara.

Persebaya Vs PSIM, Awal yang Menentukan

Laga Persebaya Vs PSIM menjadi pembuka yang penuh gengsi di Super League 2025/2026. Persebaya, dengan skuad yang diperbarui, berambisi memulai musim dengan kemenangan di hadapan Bonek. Sementara itu, PSIM ingin membuktikan bahwa promosi mereka bukan kebetulan. Duel ini akan menguji strategi kedua pelatih dan semangat juang pemain. Saksikan pertandingan ini untuk melihat siapa yang akan memenangkan nostalgia Persebaya Vs PSIM!