Clubidenticar-corporate.com – Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis (BWC) 2025 di Paris, 25–31 Agustus, menampilkan 12 wakil Indonesia, dengan tiga di antaranya berstatus debutan: Alwi Farhan, Sabar/Reza, dan Jafar/Felisha. Ketiganya siap mengukir prestasi di ajang bergengsi ini. Untuk itu, Debut BWC Indonesia menjadi sorotan utama. Selain itu, performa terkini mereka menunjukkan potensi besar. Dengan demikian, Indonesia berharap pada generasi muda. Oleh karena itu, Debut BWC Indonesia membawa semangat baru. Akibatnya, bulutangkis Indonesia semakin dinamis.
Alwi Farhan: Bintang Baru Tunggal Putra
Alwi Farhan mendapat kesempatan emas untuk Debut BWC Indonesia setelah Viktor Axelsen mundur karena cedera. Untuk itu, Alwi masuk sebagai cadangan teratas pada 8 Agustus 2025. Selain itu, ia baru saja menjuarai Macau Open 2025, gelar BWF Super 300 pertamanya. Dengan demikian, ia membawa momentum positif. Oleh karena itu, Alwi bertekad tampil maksimal. Akibatnya, penggemar menantikan aksi tunggal putra ini.
“Saya bersyukur dan akan memanfaatkan pengalaman ini,” ujar Alwi. Untuk itu, ia fokus mengontrol emosi dan mempersiapkan fisik. Selain itu, kemenangan atas Kunlavut Vitidsarn di Macau menunjukkan ketajamannya. Dengan demikian, Alwi siap bersaing melawan pemain top seperti Anthony Sinisuka Ginting di Paris.
Sabar/Reza: Ganda Putra Berpotensi
Pasangan ganda putra Sabar Karyaman Gutama dan Muhammad Reza Pahlevi Isfahani, atau Sabar/Reza, menjadi debutan kedua di Debut BWC Indonesia. Untuk itu, mereka masuk sebagai unggulan kedelapan. Selain itu, finalis Indonesia Open 2025 ini menunjukkan kemajuan pesat. Dengan demikian, pasangan ini menjadi harapan baru. Oleh karena itu, Sabar/Reza ingin membuktikan kemampuan. Akibatnya, mereka mendapat dukungan besar.
Di Indonesia Open 2025, Sabar/Reza kalah dari pasangan Korea Selatan Kim Won Ho/Seo Seung Jae dengan skor 21-18, 19-21, 12-21. Untuk itu, pertandingan berdurasi 63 menit itu menunjukkan daya juang mereka. Selain itu, chemistry mereka semakin solid setelah menjuarai Malaysia Masters 2025. Dengan demikian, Sabar/Reza siap menantang duet top seperti Liang Wei Keng/Wang Chang di BWC.
Jafar/Felisha: Ganda Campuran Muda
Jafar Hidayatullah dan Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, atau Jafar/Felisha, melengkapi Debut BWC Indonesia di sektor ganda campuran. Untuk itu, pasangan berusia 22 dan 20 tahun ini menarik perhatian pelatih Rionny Mainaky. Selain itu, gelar Taiwan Open 2025 dan semifinal Kejuaraan Asia 2025 membuktikan potensi mereka. Dengan demikian, Jafar/Felisha siap bersaing di level dunia. Oleh karena itu, mereka menjadi kejutan potensial. Akibatnya, penggemar antusias menanti aksi mereka.
Rionny memuji konsistensi Jafar/Felisha melawan pasangan senior. Untuk itu, kemenangan atas Yuta Watanabe/Arisa Higashino di Taiwan Open menunjukkan keberanian mereka. Selain itu, kecepatan dan strategi net Felisha memperkuat duet ini. Dengan demikian, mereka berpeluang menyaingi pasangan seperti Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Persiapan Menuju Kejuaraan Dunia
Ketiga debutan ini intensif mempersiapkan diri di Pelatnas PBSI Cipayung. Untuk itu, Alwi fokus meningkatkan stamina dan variasi pukulan. Selain itu, Sabar/Reza mengasah koordinasi dan serangan. Dengan demikian, Jafar/Felisha memperkuat pertahanan dan chemistry. Oleh karena itu, Debut BWC Indonesia menjanjikan persaingan ketat. Akibatnya, pelatih optimistis dengan performa mereka.
Latihan fisik dan simulasi pertandingan menjadi prioritas. Untuk itu, PBSI menyusun strategi khusus melawan lawan kuat. Selain itu, pemulihan mental pasca turnamen sebelumnya menjadi fokus. Dengan demikian, ketiga wakil siap tampil maksimal di Paris.
Dampak bagi Bulutangkis Indonesia
Debut BWC Indonesia menandai regenerasi bulutangkis nasional. Untuk itu, Alwi, Sabar/Reza, dan Jafar/Felisha mewakili generasi muda berbakat. Selain itu, keberhasilan mereka di turnamen sebelumnya meningkatkan kepercayaan diri. Dengan demikian, Indonesia memperkuat posisi di kancah global. Oleh karena itu, debut ini menjadi langkah penting. Akibatnya, bulutangkis Indonesia terus bersinar.
Kejuaraan Dunia 2025 menjadi panggung bagi talenta baru. Untuk itu, kesuksesan debutan bisa menginspirasi atlet muda lainnya. Selain itu, dukungan suporter di media sosial memperkuat semangat mereka. Dengan demikian, Indonesia berpeluang meraih medali di Paris.